Cari Opini


Home >> Opini >> Musfardi Rustam (Doktor Epidemiologi UI, Fungsional Epidemiologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau)

Opini
Musfardi Rustam (Doktor Epidemiologi UI, Fungsional Epidemiologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau)

Ayo Deteksi Dini Kanker Payudara

Rabu, 26 Oktober 2022 WIB

Ayo Deteksi Dini Kanker Payudara

PERINGATAN hari kanker payudara sedunia yang diperingati setiap 26 Oktober memberikan makna diperlukannya edukasi dan pening-katan kewaspadaan masyarakat tentang pengertian, penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan kanker payudara. Bulan Oktober sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara (Breast Cancer Awareness Month) tidak hanya sebagai simbolis, namun bermuara akhir timbulnya inspirasi positif kaum perempuan gerakan masyarakat hidup sehat ditandai dengan peningkatan pengetahuan dan peduli faktor risiko, gejala, serta upaya penanggulangan kanker payudara.

Kewaspadaan di masyarakat sangat penting karena Kanker Payudara menempati urutan pertama jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta penyebab terbesar kematian wanita akibat kanker. Data Global Cancer (Globocan) Tahun 2020 menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Secara epidemiologi Kanker payudara tidak hanya merupakan kanker dengan kasus baru tertinggi secara global, tetapi juga yang paling umum menyebabkan lebih banyak kehilangan tahun hidup akibat kecacatan dibandingkan keganasan kanker lainnya. Dari data didapatkan 60-70 persen pasien kanker payudara di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut (III dan IV), yang mengakibatkan menurunnya kualitas hidup, dan kesintasan menjadi rendah serta be-ban pembiayaan yang semakin besar.

Perlu penekanan pada pencegahan di hulu mengingat tingginya kasus kanker payudara di In-donesia dibarengi pem-buatan kebijakan strategis yang menekankan pada prioritas penanganan yang efektif.   Informasi apa saja yang perlu diketahui masyarakat dalam penanggulangan kanker payudara. Perlu penekanan pada 4 pilar yaitu peningkatan promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini dan tatalaksana kasus.


Kegiatan promosi kesehatan dalam rangka hari kanker payudara sedunia di Provinsi Riau kerjasama Perhimpunan Onkologi Riau (POI), Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan RSUD Arifin Achmad berupa seminar awam untuk masyarakat yang dilakukan 29 Oktober 2022 di Aula Serbaguna RSUD Arifin Achmad.

Kemudian diikuti Kegiatan Edukasi Awam tanggal 30 Oktober 2022 pada acara Car Free Day sebagai upaya pencegahan primer peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara serta menjalin komunikasi antara dokter dan para survivor kanker payudara.

Pencegahan (primer) hal prioritas sebagai usaha agar tidak terkena kanker payudara. Pencegahan primer dengan mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan pening-katan kasus baru kanker payudara. Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya kanker secara sederhana adalah mengetahui faktor faktor risiko kanker payudara seperti jenis kelamin wanita, usia lebih 50 tahun, riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53 (p53)).

Selain itu juga riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS pada payudara yang sama, LCIS, densitas tinggi pada mammografi), riwayat menstruasi dini (55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada, dan faktor lingkungan.

Penelitian terbaru yang dipub-likasikan Jurnal Lancet tanggal 12 Oktober 2022 secara kohor prospektif didapatkan hubungan menurunnya resiko kanker payudara pada ibu yang menyusui bayinya. Perlindungan khusus asi ekslusif ini perlu diperkuat dan sosialisasi pengambil kebijakan sebagai upaya penanggulangan kanker payudara.

Pemberian ASI harus didukung lintas sektor dan lintas program secara massif dan terintegrasi termasuk perusahaan, komunitas so-sial, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan organisasi profesi. Diharapkan juga penguatan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) sebagai pencegahan primer yang harus dilakukan agar tidak terkena kanker payudara.

Seseorang yang pernah melakukan SADARI disebabkan sebagian besar pernah terpapar informasi tentang kanker payudara. Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining atau deteksi kanker payudara. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui Periksa Payudara Sendiri (SADARI) maupun pemer-iksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara berkala.

Deteksi dini yang juga dapat dilakukan adalah Periksa Payudara Klinis (SADANIS). Pemeriksaan klinis payudara dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih, mulai dari Tingkat Puskesmas, Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya. Pemeriksaan klinis pada payudara dilakukan sekurangnya 3 tahun sekali atau apabila ditemukan adanya abnormalitas pada proses SADARI. Melakukan pola hidup se-hat dan deteksi dini kanker payudara harus terus dilakukan,***


Doktor Epidemiologi UI, Fungsional Epidemiologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau