Mahasiswa adalah harapan besar bangsa sebagai bonus demografi anak muda yang produktif. Mereka akan mampu membantu Indonesia mencapai masa keemasan di masa depan. Mahasiswa juga berperan penting di dalam pencapaian target zero waste dan zero emission.
Banyak hal yang harus dilakukan agar peran strategis tersebut dapat dilaksanakan oleh mahasiswa. Baik dengan inovasi membangun pengelolaan sampah di lingkungan kampus, terutama melalui organisasi mahasiswa sebagai bagian dari penyelenggaraan kehidupan akademik. Maupun melakukan gerakan-gerakan promotif berkelompok dan individu untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa, juga masyarakat sekitar kampus, terhadap peran pengurangan sampah, pengurangan emisi, maupun memanfaatkan sampah secara ekonomis.
Mulai dari Mahasiswa dan Lembaganya
Kenapa dimulai dari mahasiswa? Kenapa harus dimulai dari lembaga kemahasiswaan? Dua hal tersebut menjadi sangat penting karena saat ini mahasiswa yang merupakan bagian dari generasi Z atau Gen Z, dimana populasi Indonesia didominasi oleh mereka.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 27,94 persen penduduk di dalam Indonesia berasal dari generasi kelahiran 1997-2012 atau sebanyak 68.662.815 jiwa berusia 10-24 tahun. BPS juga mencatat, jumlah mahasiswa di Indonesia sebanyak 8.956.184 orang atau sekitar 13 persen dari Gen Z adalah mahasiswa. Yang sebentar lagi akan berperan sebagai alumni di luar kampus. Sebagai sumberdaya produktif yang membawa misi-misi pendidikan di masyarakat.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada 2021 (21.880.000.000 kg). Jika jumlah penduduk Indonesia 273.000.000 jiwa berarti per orang menghasilkan sampah rata-rata 80 kg/tahun. Maka seluruh mahasiswa memiliki potensi menghasilkan sampah sebanyak 716.494.720 kg/tahun. Ini tentu bukan jumlah yang kecil jika digerakkan untuk melakukan sikap positif mengurangi sampah terutama yang berisiko terhadap lingkungan. Tentu juga dalam melihat potensi ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan mahasiswa dan masyarakat jika dikelola dengan baik.
Selain itu juga perlu dilihat bahwa sebagai mahasiswa mereka akan berada di kampus paling lama 5 tahun. Lingkungan kampus juga memiliki tata kelola yang memiliki LO (lembaga otonom) dan LSO (lembaga semi otonom), dimana beberapa LSO memiliki tanggung jawab pada bidang yang berhubungan dengan lingkungan. Sehingga pendirian dan pengelolaan Bank Sampah akan menjadi bagian dari aktivitas berkelanjutan dan berdampak pada lingkungan dan ekonomi jika dilakukan dengan profesional. Tentu saja melibatkkan pihak universitas atau fakultas dan dosen pendamping. Sebagai bagian dari institusi pendidikan, ini bisa menjadi salah satu potensi pendapatan kampus di luar SPP mahasiswa.
Bagaimana Melakukan Pendekatan Social Entrepreneur untuk Mahasiswa?
Pendekatan social entrepreneurship akan bisa menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Walaupun tentu selain ada peluang terdapat juga tantangan bisnis social-enterpreunership yang ditujukan sebagai pemantik sekaligus inspirasi generasi Z. Membudayakan gaya hidup minim sampah melalui wirausaha sosial pengelolaan sampah. Sekaligus menjadi perwujudan prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan dengan mambangun ekonomi sirkular di sektor sampah.
Pendekatan ini tentu tidak hanya berorientasi pada profit, namun juga menekankan faktor lingkungan dan pelibatan masyarakat (mahasiswa sebagai aktor utama). Yang dilakukan melalui berbagai inovasi pemanfaatan sistem (termasuk penggunaan digital -mengoptimalkan kemajuan teknologi). Sehingga mahasiswa secara berkelompok melalui LO atau LSO bisa memberikan solusi atas berbagai persoalan di masyarakat secara cepat, tepat, dan mudah.
Apa yang dilakukan Mahasiswa di Unri?
Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2023 ini menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju zero waste, zero emission. Dengan mengusung tema “Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat”, LSO Humendala FEB Unri pada 28 Februari 2023 me-launching Bank Sampah Humendala. Yang berfokus pada pengelolaan sampah dan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mencapai target zero emisi dimulai dari Gen Z sebagai pelaku di lingkungan pendidikan Unri.
Kegiatan Bank Sampah Humendala ini melalui kerja sama FEB Unri dan PT PHR dimulai pada 2023 akan menjadi bagian dari program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) PT PHR. Pendampingan Kewirausahaan Digital Mahasiswa dan Pengembangan Karir FEB Unri adalah sebuah contoh nyata keterlibatan institusi pendidikan, masyarakat, dan DUDI (dunia usaha dunia industri). Memiliki peluang pengembangan ke depan yang sangat baik secara institusi maupun kewilayahan.
Misi dari Bank Sampah Humendala adalah dengan pendekatan gaya hidup minim sampah, serta mengembangkan bank sampah. Melakukan sampah terpilah plastik dan kertas, hingga pemanfaatan sampah sebagai sumber energi alternatif seperti waste to electricity atau waste to biogas. Maupun untuk peluang pertanian dan kriya.
Pengelolaan sampah oleh mahasiswa berbasis organisasi mahasiswa di FEB Unri ini diharapkan sukses sehingga menjadi praktik terbaik pengelolaan sampah di Universitas Riau. Dan dapat menjadi percontohan bagi peningkatan peran mahasiswa secara mandiri melalui lembaga kemahasiswaan di institusi pendidikan lainnya.***