Cari Opini


Home >> Opini >> machasin (Dosen Prodi Doktor Ilmu Manajemen FEB Universitas Riau)

Opini
machasin (Dosen Prodi Doktor Ilmu Manajemen FEB Universitas Riau)

Gaya Memimpin Micro Manager

Senin, 13 Maret 2023 WIB

Gaya Memimpin Micro Manager

Kepemimpinan me­ru­pakan kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang-orang dalam organisasi, sehingga mereka mau bertindak dan berperilaku  sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemimpin. Tugas seorang pemimpin tidak sekedar memberikan perintah sesuai dengan wewenang yang dimilikinya, namun ia berperan sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator dalam mewujudkan cita-cita organisasi.

Pemimpin intinya adalah pengaruh. Semakin banyak orang yang Anda pimpin, semakin  perlu anda memiliki pengaruh dan keahlian soft skill dibidang kepemimpinan yang efektif.  Mengelola orang-orang terbaik di perusahaan adalah kunci memenangkan persaingan pada masa depan

Micro manager merupakan gaya kepemimpinan yang ditandai dengan adanya pengawasan dan pengarahan yang berlebihan dari atasan, yang cenderung mengontrol dan ikut campur secara rinci pekerjaan dari karyawannya. Mereka tidak yakin dan kurang percaya diri, sehingga pekerjaan yang telah didelegasikan dan dipercayakan kepada para stafnya   justru tetap ia pantau dan campuri.

Padahal bawahan telah menerima delegasi sesuai dengan Job Desk yang ditugaskan kepadanya. Jika hal ini dilakukan secara terus menerus akan membuat bawahan menjadi tertekan dan  menghalangi mereka untuk berkembang secara professional. Seorang atasan yang baik akan menetapkan tujuan sekaligus memastikan bahwa karyawannya paham akan hasil yang diinginkan dengan cara memeriksa progress yang dibuat karyawannya secara  berkala.


Pertanyaannya mengapa masih ditemukan pemimpin menggunakan gaya micro manager? Pertama, masih banyak manager yang kurang menguasai detil masalah, sehingga untuk mengatasi kelemahan tersebut yang bersangkutan terus memperhatikan detail dengan sangat ekstrem.  

Kedua,  mereka mengalami kesulitan dalam mendelegasikan tugas, sehingga yang bersangkutan  ikut membenamkan dirinya dengan mengawasi tiap proyek dan terus mengoreksi hal kecil hingga melupakan masalah besarnya. Ia juga tidak segan-segan untuk mengambil alih pekerjaan jika ada sesuatu yang salah tanpa mempedulikan bawahannya.

Ketiga, mereka bekerja atas egonya bahkan sangat memperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak patut untuk dipermasalahkan. Misalnya atasan sering memperhatikan bagaimana karyawan bekerja, memperhatikan gerak geriknya dan cemas terhadap pekerjaan bawahannya.

Keempat, timbul  rasa tidak percaya dan keraguan, disebabkan karena pengalaman dari tim sebelumnya atau memang watak dari atasan tersebut yang sulit percaya dengan orang lain. Hilangnya kepercayaan akhirnya membuat atasan melakukan control yang berlebihan. Kelima, Atasan seringkali memerintahkan hal-hal yang kurang jelas, tergesa-gesa dan cenderung tumpang tindih sehingga proses delegasi tugas menjadi kacau.

Keenam, Emosi atasan yang berlebihan dan kadang semua pekerjaan dianggap salah. Akhirnya karyawanpun kehilangan kepercayaan diri untuk melakukan tugasnya secara mandiri, dan mereka cenderung bergantung pada perintah atasan, tidak kreatif  dan hanya bersifat menunggu perintah.

Dampak yang dirasakan oleh karyawan sebagai akibat dari gaya pemimpin micro manager adalah, menurunnya produktivitas dan performa karyawan, lingkungan kerja yang tidak kondusif. Karyawan pun kehilangan motivasi dimana tidak ada perkembangan potensi untuk berkembang yang bisa menimbulkan stress kerja  dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari perusahaan.

Selain stress dan masalah moril kerja,  gaya memimpin micro manager juga berdampak pada masalah ekonomi karyawan. Mereka tidak fokus dalam bekerja yang bisa mengakibatkan burnout bahkan sampai memutuskan resign karena tidak kuat menghadapi bossseperti itu. Bahaya lainnya, menghilangkan inovasi dan hilangnya kepercayaan.

Cara mencegah adanya praktik micro manager, diperlukan langkah sebagai berikut. Pertama, berfikirlah bahwa pekerjaan anda saat ini adalah bukan hanya untuk ego semata tetapi kepentingan semua anggota tim. Kedua, berpegang pada prinsip bekerja sebagai pemimpin akan mampu mengarahkan dan membimbing bukan hanya memberi perintah.

Ketiga, fokus pada hasil bukan pada proses. Ketika anda berfokus pada setiap proses kerja yang dilakukan oleh bawahan, maka yang ada di pikiran anda hanyalah kesalahan-kesalahan kecil dan selalu  menyuruh karyawan bekerja sesuai dengan standard dan gaya anda.

Keempat, bangun komunikasi yang efektif dan  hindari sifat  perfeksional. Berikan bawahanmu satu tanggung jawab yang lebih besar, ingat bawahanmu adalah rekanmu. Karena itu berilah penugasan dan pengawasan dengan mempertimbangkan prinsip pemberdayaan dan kesehatan mental karyawan. Semoga.***