BUKITBATU (RIAUPOS.CO) - Pelaksanaan Festival Lampu Colok sangat diapresiasi oleh Bupati Bengkalis Kasmarni. Pihaknya menyambut baik kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, berkomitmen dan semangat demi menjaga dan melestarikan nilai khazanah budaya Melayu, yaitu lampu colok.
"Kami mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam melestarikan lampu colok. Apalagi tahun ini seluruh masyarakat menyalakan lampu colok pada malam tujuh likur atau malam 27 Ramadan," ujar Bupati Bengkalis Kasmarni usai membuka Festival Lampu Colok Tingkat Kabupaten Bengkalis, di Desa Pangkalan Jambi Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis, Senin (17/4/2023) malam.
Bupati mengaku yakin, tanpa semangat dan kerja keras dan kerja sama yang baik dari seluruh pemuda dan masyarakat, miniatur masjid sebesar ini pasti tidak akan terbangun. Oleh karena itu dirinya sangat menghargai dan apresiasi kepada seluruh peserta Festival Lampu Colok yang telah berusaha keras menjaga dan peduli terhadap kelestarian budaya lokal ini.
"Patut kita banggakan. Mereka juga ikhlas menghabiskan waktunya untuk membangun miniatur lampu colok dari awal Ramadan hingga saat ini," ucap Kasmarni.
Pembukaan Festival Lampu Colok Tingkat Kabupaten Bengkalis ini dihadiri Plt Sekda Bengkalis Bengkalis, Kepala Disbudpora Bengkalis Edi Sakura, forkopimda, sejumlah kepala perangkat daerah Bengkalis, para camat, kepala desa dan tokoh masyarakat yang antusias menyaksikan kegiatan ini.
Lebih lanjut Bupati Kasmarni mengatakan, pelestarian budaya lokal masyarakat Melayu ini harus tetap bersinar agar tak hilang ditelan zaman, yang mana memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Dan ini dapat membuat warga Kabupaten Bengkalis yang saat ini berada di perantauan, rindu untuk pulang berhari raya di kampung halaman, serta dapat menarik kunjungan wisatawan.
“Tapi, jangan sampai kemeriahan dan keindahan kegiatan Festival Lampu Colok ini, mengurangi aktivitas ibadah kita di bulan suci Ramadan ini. Apalagi kita sudah berada di malam-malam terakhir Ramadan," harap Bupati.
Kasmarni juga berharap, agar festival lampu colok ini dapat menjadi kalender wisata di Negeri Junjungan dan bahkan untuk tingkat provinsi dan nasional dalam menyambut Idulfitri.
“ini menjadi tugas kita semua baik masyarakat, pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan budayawan, tokoh pemuda, serta semua elemen yang ada didaerah ini, agar dapat terus melestarikan dan menghidupkan tradisi budaya lokal ini, dari generasi ke generasi,” harapnya.(ifr)
Laporan: Abu Kasim
Editor: Edwar Yaman